Sungai Marawuwung Dibongkar PT. MSM, ADL Naik Pitam

Home844 views

Minut, wartasulut.com–Semenjak Tahun 2017 silam, Polemik terkait dengan kondisi Sungai Marawuwung menjadi perhatian serius Aliansi Doyot Linekepan (ADL) akibat pendangkalan sungai sera perubahan suhu air menjadi panas yang di duga akibat ulah PT.MSM/TTN.

Sejak itu pun ADL bersama msyarakat terus menyampaikan aspirasi, kritikan, bahkan solusi ke PT.MSM baik di lakukan melalui pertemuan, sampai aksi damai, namun nampaknya PT.MSM sangat berambisi untuk mengambil alih sungau tersebut hingga saat ini telah menjadi milik PT.MSM/TTN.

Kegiatan PT.MSM/TTN di Sungai Marawuwung

“Sudah sejak lama kami menyuarakan pengrusakan lingkungan yakni di beberapa sungi terutama di sungai Marawuwung yang saat ini sudah di bongkar oleh PT.MSM yang tidak perna menghargai sedikit pun aspirasi masyarakat yang kami suarakan, dan kami kecewa dengan tindakan PT.MSM ini,” ucap Tonaas Wangko dr. James Lengkong Senin, (13/9).

Lanjutnya lagi, masyarakat dan ADL memperjuangkan Sungai Marawuwung selama ini agar tidak di eksploitasi dengan alasan yang jelas dan menyangkut kehidupan masyarakat sekitar.

“Sungai ini adalah sumber air bagi petani. Sungai ini menjadi pengendali banjir bandang. Artinya, ketika hujan deras, air tidak akan meluap dan menerjang rumah-rumah warga. Sekarang aliran sungai malah di tutup, maka resiko banjir bandang sangatlah besar,” terang Tonaas Wangko.

Tak hanya itu, Tonaas Wangko juga mengatakan bahwa, tambang memang merupakan bagian dari Kawasan Ekonomi namun apakah Kawasan Ekonomi Khusus yang di Programkan oleh Pemerintah hanya bertujuan perluasan wilayah tambang PT.MSM/TTN dan mengabaikan kepentingan masyarakat? Itu kan sangat tidak mungkin.

“Kami hanya ingin agar PT.MSM/TTN dapa dengan cermat memperhatikan kepentingan orang banyak bukan hanya kepentingan kelompok yang mengorbankan kepentingan masyarakat,” tukasnya.

Terpisah, Direktur Utama PT.MSM/TTN David Sompie saat di hubungi, mengaku bahwa, dirinya belum melihat Video kegiatan di sungai marawuwung seperti yang di video oleh pihak ADL tersebut, namun dirinya melalui bawahannya bernama Inyo, menyampaikan klarifikasi secara resmi yang memperjelas kegiatan yang berlangsung di area yang dimaksud.

“Beberapa hal perlu sy sampaikan, Kegiatan Explorasi di area Marawuwung, TIDAK DILAKUKAN di aliran sungai. Kegiatan Explorasi di Marawuwung, dilakukan diatas tanah yang sudah perusahaan BEBASKAN/BELI. Saat ini, diarea eksplorasi Marawuwung, sedang dilakukan monitoring oleh Dinas Kehutanan. Sehingga jika perusahaan melakukan operasi dgn tidak mengikuti aturan, tentunya akan langsung kena sangsi/tindakan,” jelasnya.

Meski demikian, Panglima ADL Meybi Nelwan yang sejak awal mengetahui kegiatan PT.MSM di sungai marawuwung juga senada dengan Tonaas Wangko dimana pihak ADL diremehkan dan tidak di hargai bahkan aspirasi masyarakat di lawan oleh PT.MSM/TTN.

“Masaalah ini sudah sejak tahun 2017 sampai saat ini tidak ada penyelesaian. Jangan karena tanah di lokasi tersebut mungkin sudah di beli, lantas PT.MSM/TTN semena-mena dan mengabaikan kepentingan orang banyak, termasuk keselamatan masyarakat dari ancaman banjir bandang,” sorot Panglima ADL.

Selain itu, pihaknya juga mempertanyakan kinerja dan keterlibatan pemerintah provinsi dalam melakukan kajian terhadap dampak lingkungan terkait dengan tindakan dari PT.MSM/TTN tersebut, bahkan pemerintah Kabupaten yang seharusnya memberikan perlindungan bagi masyarakatnya.

“Saya ingatkan PT.MSM/TTN bahwa keserakahan akan berbuah petaka. Kalian berdiri dan merusak keseimbangan alam yang ada di wilayah masyarakat penganut adat minahasa,” tegas Panglima ADL.

Tak hanya itu, Panglima ADL juga membeberkan akan kembali turun ke jalan sebagai sikap dari Ormas Aliansi Doyot Linekepan terhadap apa yang di lakukan PT.MSM/TTN.

“Kami akan kembali bergerak untuk terus mengawal aspirasi masyarakat likupang,” terangnya.

Pihak ADL juga siap menyertakan bukti-bukti yang berupa solusi dan kesepakatan antara PT.MSM/TTN bahkan kesepakatan langsung antara Direktur utama PT.MSM/TTN David Sompie yang hingga kini hanyalah sebuah penghianatan dari seorang David Sompie. (erga)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *