wartasulut.com, Tondano – Dalam debat publik kedua yang berlangsung Rabu (23/10/2024) di Wale Ne Tou Tondano, Hanny Joost Pajou (HJP) calon Wakil Gubernur Sulut, membuktikan kualitas kepemimpinannya dengan menjawab pertanyaan panelis secara jelas dan berbasis data.
Debat kali ini mengangkat tema Kesejahteraan dan Inklusi Sosial, dengan fokus pada pentingnya kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial dalam pembangunan daerah. HJP menekankan perlunya kebijakan inklusif yang didukung oleh peraturan daerah (perda).
“Menurut data dari Kementerian Perempuan dan Perlindungan Anak, Sulawesi Utara saat ini berada di peringkat 28 dari 38 provinsi terkait perlindungan anak disabilitas. Ini menunjukkan tingginya angka kekerasan, termasuk terhadap penyandang disabilitas, yang meningkat 15 persen dibanding tahun sebelumnya, ”Ujar HJP.
Dia menegaskan bahwa jika terpilih, paslon E2L-HJP berkomitmen untuk merealisasikan perda yang melindungi penyandang disabilitas. “Kami percaya bahwa tindakan lebih berbicara daripada kata-kata. Kami akan berupaya menjadikan Sulawesi Utara sebagai daerah yang ramah bagi penyandang disabilitas, ”Lanjutnya.
Dalam sesi tanya jawab, HJP dengan cerdas menjawab dua pertanyaan sekaligus dari paslon nomor urut 1, Victor Mailangkay, dan nomor urut 3, Denny Tuejeh. Victor menanyakan tentang perda yang ada serta rencana ke depan untuk meningkatkan inklusivitas sosial, sementara Denny menyebutkan bahwa telah ada perda nomor 8 tahun 2021 tentang perlindungan disabilitas.
“Saya akan menjawab kedua pertanyaan tersebut. Memang sudah ada perda, tetapi tantangannya adalah belum adanya peraturan gubernur (pergub) yang mengatur penyandang disabilitas. Kami akan segera menandatangani pergub agar ada perlindungan yang lebih baik bagi mereka, “Tegas HJP.
Ini menunjukkan bahwa paslon E2L-HJP memiliki visi yang kuat dan komitmen untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di Sulawesi Utara.(*Ivan)
