wartasulut.com, Sulut – Debat Pamungkas pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) yang digelar oleh KPU Provinsi Sulut pada Selasa (12/11/2024) di Grand Kawanua International City (GKIC) Manado, menyisakan kejadian unik yang menjadi perbincangan hangat.
Calon Gubernur nomor urut 2, Elly Engelbert Lasut (E2L), dalam kesempatan tersebut secara tidak sengaja menyebutkan agar masyarakat memilih pasangan calon nomor urut 3 dalam Pilkada yang akan digelar pada 27 November 2024 mendatang. “Saudara-saudara sekalian, pada tanggal 27 nanti, pilih nomor 3 untuk gubernur dan wakil gubernur yang berkualitas,” ujar E2L dalam pidatonya.
Pernyataan tersebut langsung memicu reaksi dari berbagai pihak, terutama pendukung pasangan lawan yang menyebutnya sebagai sebuah blunder besar karena kesalahan dalam menyebutkan nomor urut. Ucapan E2L segera tersebar luas melalui platform media sosial seperti Facebook, WhatsApp, dan TikTok, serta menjadi berita utama di berbagai media online.
Namun, meskipun menjadi bahan tertawaan lawan politik, kejadian tersebut justru tampaknya berbalik menguntungkan bagi E2L. Elektabilitas pasangan E2L-HJP dikabarkan semakin meningkat tajam, menjadikannya perbincangan hangat di kalangan masyarakat Sulut. Bahkan, di beberapa warung kopi, warganet ramai membahas “salah cumu” (salah sebut nomor urut) ini dengan penuh canda, namun juga penuh pujian.
Salah satu warga Manado yang sedang menikmati kopi di sebuah kedai mengungkapkan, “E2L itu pande, masa dia salah cumu! (tidak mungkin salah sebut nomor urut!)” dengan penuh keyakinan.
Temannya yang mendengarkan dengan senyum berkata, “Itulah kehebatan E2L, kalau paslon lain pasti tak akan berpikir jauh seperti itu. Kita harus akui E2L cerdas dan hebat!”
Meskipun kesalahan sebut nomor urut ini terkesan sebagai kelalaian, banyak pihak yang melihatnya sebagai strategi yang sengaja dipilih oleh E2L untuk menarik perhatian publik, dan yang lebih penting, untuk menggugah rasa penasaran masyarakat terhadap pasangan calon nomor 2. Fakta yang berkembang, elektabilitas E2L justru mengalami lonjakan signifikan setelah insiden ini, membuktikan bahwa dalam dunia politik, segala sesuatu bisa saja berbalik menguntungkan jika dikemas dengan tepat.
(*Ivan)