Remaja Nazareth Tingkulu Pukau Juri Teater di Pesta Seni Remaja Sinode GMIM

(Foto: Peserta pembimbing dan adik-adik remaja Nazareth)

Minahasa, WS- Jemaat Nazareth Teling Tingkulu Indah mengikuti lomba teater di Pesta Seni Remaja (PSR) se Sinode GMIM yang dilaksanakan, Jumat (13/09/2024) , dan sebagai tuan rumah PSR di Kabupaten Minahasa tepatnya di Langowan City.

Peserta remaja Nazareth menampilkan drama teater yang berjudul ‘Surat Dari Neraka’ yang menceritakan tentang dasar firman Tuhan yang memberikan pesan kepada Kakek yang bernama Yohanis, apa yang firman Tuhan ucapkan semuanya pasti terjadi.

Penampilan yang apik ditorehkan oleh adik adik remaja Nazareth Tingkulu mendapat pujian dari salah satu juri penilai.

“Baru tampil perdana sudah bagus, kalalu diasah terus kedepannya adik adik ini bisa jadi aktor,” celetuk salah satu juri penilai.

(Foto: Pdt. Imelda Poluan-Tadanugi, S.Th.)

Ketua Jemaat Pdt Imelda Poluan-Tadanugi, ST.h yang turut menyaksikan terkagum dengan penampilan peserta anak anak bimbingnya yang tampil memukau, walaupun baru pertama kali mengikuti lomba teater.

“Puji Tuhan adik adik remaja sudah menampilkan yang terbaik, jadi ada potensi-potensi tersembunyi melalui PSR ini potensi-potensi itu muncul dan perlu di kembangkan, walaupun jumlah kolom kami kecil ternyata adik adik remaja mampu memberikan yang terbaik demi kemuliaan nama Tuhan,” ucap Pdt Imelda dengan decak kagum.

                        (Foto : Pnt. Mega Plakitan. M.pd)

Penatua Remaja Mega Polakitan, Mpd turut bangga atas penampilan Anak bimbingnya walaupun pertama kali mengikuti lomba teater, anak bimbingnya berhasil mendulang poin 79,75. 

“Walaupun persiapan kami waktunya boleh dibilang sangat singkat, tapi adik adik remaja sangat luar biasa dan mampu menampilkan yang terbaik, apalagi adik adik ini kan baru tampil perdana tapi bisa memberikan hasil yang baik terutama untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan,” katanya.

Tak lupa juga Pnt Mega mengucapkan terima kasih kepada semua yang sudah terlibat dalam kegiatan PSR hingga semua berjalan dengan baik.

“Kami tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pelatih, BPMJ, terlebih kepada peserta anak2 remaja, yang sudah tampil maksimal, dan semua yang terlibat dari persiapan, pencarian dana hingga dipuncak kegiatan tetap bersama-sama kami dan anak anak remaja, dan juga untuk tuan rumah penyelenggara, dan keluarga Iroth-Tumilaar, Kaawoan-Robot, Kaawoan-Poluan, Maki-Malonda, yang sudah menyediakan tempat dan hidangan untuk adik adik peserta remaja, kami ucapkan terima kasih banyak Tuhan Yesus memberkati,” tandas Pnt Mega.

                     (Foto : Pelatih Johny Murusaling)

Disisi lain, Pelatih Johny Murusaling yang dikenal dengan panggilan sehari hari opo mengungkapkan selama proses awal dirinya melatih anak anak remaja Nazareth mengalami tantangan yang bisa dibilang cukup berat karena anak anak remaja Nazareth baru pertama akan tampil mengikuti lomba teater di tingkat Sinode.

“memang dari awal adik adik inikan masih sangat awam di dunia teater, jadi dari situ kami coba bangkitkan semangat adik adik remaja apakah mau tampil di Sinode dan ternyata mereka mau, dan memang harus di maklumi karena adik adik ini masih remaja yaitu untuk tingkat disiplin, keseriusan masih kurang, karena mereka kan belum tahu bagaimana perlombaan tingkat sinode itukan ketat, tetapi dengan capaian sekarang sebagai pemula mendapat poin 79,75 itu merupakan capaian yang sangat baik, apalagi naskah yang dibawakan oleh adik adik itu sangat berat dibandingkan dengan peserta lain yang tampil naskahnya lebih mudah atau lebih ringan, tetapi dengan naskah yang berat dan baru pertama kali mengikuti lomba teater, justru adik adik mampu menampilkan yang terbaik, dan saya sebagai pelatih tentu bangga atas capaian yang di raih adik adik remaja Nazareth,” jelas Opo. 

Opo melanjutkan, anak anak remaja Nazareth kedepannya ia meyakini akan lebih bagus, dengan talenta dan memiliki mental yang baik lagi kedepan.

“kami berharap adik adik ini jangan berhenti sampai disini, intinya bagaimana adik adik ini ada rindu ke gereja, di gereja itu enak, betah di gereja, digereja itu adik adik diterima dan dipakai untuk kemuliaan nama Tuhan,” tutup Opo.  

(*/WS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *