Pansus LKPJ 2024 DPRD Sulut Gelar Pembahasan Bersama Mitra Kerja Komisi 4

Foto : Pembahasan Pansus LKPJ 2024

WARTASULUT.COM, SULUT – Panitia Khusus (Pansus) Laporan Pertanggung Jawaban Gubernur 2024 yang berlangsung cukup dinamis dengan sejumlah pertanyaan anggota Pansus terkait realisasi program anggaran yang dilaksanakan para perangkat daerah.

Hal ini terlihat pada jadwal  pembahasan mitra kerja komisi 4 DPRD Sulut yang berlangsung 24 – 25 April 2025 dimana hal – hal krusial khususnya yang menyangkut kesejahteraan rakyat menjadi perhatian khusus personel pansus yang diketuai H. Amir Liputo.

Anggota Pansus Louis Schramm menyoroti kondisi beberapa rumah sakit daerah yang perlu mendapat perhatian pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.

Salah satunya Rumah Sakit Noongan yang memerlukan perhatian khusus untuk segera dilakukan pembenahan bagi layanan kesehatan masyarakat.

” Di Rumah Sakit Noongan salah satu ruangan untuk CT Scan, peralatannya sangat bagus masih baru tetapi tidak bisa digunakan karena listriknya tidak mampu, jadi harus ada upaya dari kita untuk memperbaiki itu, “ujar Schramm saat rapat pembahasan LKPJ Gubernur 2024 bersama jajaran Dinas Kesehatan Sulut Selasa.(22/4/25).

Tak hanya itu sambung Ketua Fraksi Gerindra DPRD Sulut ini, kondisi rumah sakit yang dibangun oleh Pemerintah Kolonial Kerajaan Belanda 1934  ini terlihat horor karena kurangnya penerangan yang ada.

Selain itu Schramm kinerja kinerja Kepala Dinas Kebudayaan
Janny Lukas yang terkesan lalai dalam pengelolaan sejumlah aset penunjang kebudayaan di Sulawesi Utara.

Menurutnya Gedung Museum Negeri Manado sebagai aset penting pemerintah provinsi yang seharusnya memberikan manfaat untuk dapat menyampaikan informasi kepada masyarakat maupun bagi para turis   tentang kondisi, sejarah serta potensi Sulawesi Utara melalui koleksi yang dimiliki.

Sementara legislator Sulut asal Bolang Mongondow Raya Dea Lumenta SE mengingatkan Dinas Pariwisata Sulut yang dipimpin Kartika Devi Tanos, dimana Pendapatan Asli Daerah(PAD) pariwisata hanya dibawah standar tak mencapai 50 persen.

Dhea mengatakan, dampak PAD berkurang dikarenakan tak maksimal pengelolaan tempat wisata, belum lagi penerapan tarif retribusi sesuai Perda baru sebesar Rp10.000 ditambah jumlah wisatawan berkunjung ke Sulut masih rendah.

Disisi lain Dinas pendidikan provinsi sulut tak luput dari perhatian anggota pansus Feramitha Mokodompit yng meminta penjelasan soal beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP).

Dikatakanya, dimana program PIP itu ada dua jalur. Pertama melalui jalur Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan yang kedua jalur regular dari pemerintah provinsi (Pemprov).

“Sebagai Anggota DPRD, saya juga sempat merekomendasikan untuk konstituen-komstituen agar di berikan kuota untuk  PIP, terutama bagi keluarga kurang mampu di BMR masih banyak “ujarnya.

Ia juga mengusulkan agar program PIP lebih di perbanyak di sekolah-sekolah minim bantuan dan sentuhan dari pemerintah bisa lebih di tingkatkan.

Saat ini pembahasan Pansus LKPJ Gubernur Sulut 2024 sudah selesai dibahas, masuk pada tahap peninjauan ke lokasi oleh Pansus.
Jadi, tak hanya dibahas di kantor DPRD saja, melainkan dilanjutkan dengan peninjauan ke lokasi-lokasi yang menjadi pokok pembahasan atau yang mendapat atensi dari Pansus.

Adapun mitra kerja komisi 4 terdiri dari 12 OPD yaitu

1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi,

2. Dinas Pendidikan Daerah,

3. Dinas Sosial,

4. Dinas Kesehatan,

5. Dinas Pariwisata,

6. Dinas Lingkungan Hidup,

7. Dinas Kebudayaan,

8. Dinas Pemuda dan Olah raga,

9. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan,

10. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan dan Anak,

11. Badan Pembangunan Sumber Daya Manusia Daerah,

12. Biro Kesejahteraan Rakyat. (Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *