oleh

Ini Penjelasan Dinkes Minsel Terkait Kasus DBD

-Minsel-487 views

Minsel. Wartasulut. Com — 15 Juni lalu diperingati setiap negara yang tergabung dalam ASEAN sebagai hari Demam Berdarah Dengue. Termasuk di dalamnya Republik Indonesia.

Khusus untuk Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) kasus DBD juga menjadi salah satu fokus Dinas Kesehatan (Dinkes) Minsel. Hal itu dikemukakan Kepala Dinkes Minsel dr. Erwin Schouten, sudah terdata 44 kasus DBD di Minsel.
“Untuk Minsel, selang lima bulan terakhir dari Januari hingga Mei, sudah ada 44 kasus DBD. Sementara untuk korban meninggal karena DBD ini sudah ada tiga korban,” ungkap Schouten saat ditemui di halaman kantor Bupati Minsel, Rabu (16/6).

Di Bulan Januari, tambah mantan Kepala RSUD Amurang itu, terdapat 12 kasus DBD. “Untuk Bulan Februari ada 7 kasus, Maret ada 12, April 7 dan Bulan Mei 6 Kasus DBD. Kebanyakan penderita tersebar di Motoling Raya dan Amurang Raya,” tukas Schouten.

Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Yunike Panambunan menambahkan, khusus untuk upaya Dinkes dalam menekan kasus DBD terus dilakukan. Dia mengatakan, untuk melakukan fogging, harus ada beberapa unsur yang harus dipenuhi. “Kalau dari Dinkes, kalau sudah ada di atas 10 kasus dan disertai dengan suspect kemudian ditemukan jentik, baru bisa kita lakukan fogging,” katanya.

Panambunan juga membeberkan, setiap tahunnya Dinkes melakukan evaluasi perihal fogging. “Karena masalahnya, setiap tahun kita lakukan evaluasi, Minsel paling tinggi kasus DBD tapi paling banyak juga bikin kegiatan fogging. Berarti selama ini kegiatan fogging percuma, jadi tidak tepat kalau masyarakat tidak berupaya melakukan pencegahan terlehih dahulu,” jelasnya.

Untuk itu dia berharap, masyarakat di Minsel harus memiliki kesadaran diri dalam program pemerintah yaitu 3M, menguras, menutup dan mengubur. “Jadi lebih tepat itu 3M dilaksanakan baik-baik oleh masyarakat. Jadi kalau masyarakat tahu menjaga supaya tidak ada tempat pembiakan nyamuk, tidak akan nyamuk Demam Berdarah. Apalagi cuaca saat ini hujan-hujan kemudian kesadaran masyarakat buang sampah sembarangan dan tidak ada upaya pelaksanaan 3M maka fogging dari Dinkes akan sia-sia. Jadi harus ada upaya di desa-desa untuk ada upaya sadar 3M, kemudian promosi kesehatan dari setiap Puskesmas juga sangat penting digencarkan,” pungkas Panambunan.

(fei’la)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed