Wartasulut.com-MANADO–Pelestarian Adat dan Budaya di Sulawesi utara tidak menjadi perhatian serius dari pemerintah Kota Manado bahkan tidak di dukung dan dianggap remeh oleh berbagai stakeholder terutama para pengusaha-pengusaha besar di Kota Manado bahkan di Sulawesi utara pada umumnya.
Ketua BARMAS DPD Sulawesi utara Tonaas Defly Brando Lengkey, SS mengungkapkan, banyak pengusaha besar di Sulawesi utara yang tidak memberikan perhatian bagi pelestarian adat dan budaya yang sangat disayangkan, tidak ada tindakan tegas dari pemerintah Kota Manado bahkan pemerintah Sulawesi utara.
“Banyak kita dapati ornamen-ornamen yang di bangun oleh para pengusaha itu tidak menjunjung tinggi warisan adat dan budaya di sulawesi utara seperti 7 patung di Mantos, dan ada 8 patung di Citraland, bahkan masih banyak lagi yang terdapat patung yang menggambarkan simbol budaya dari negara lain,” sorot Tonaas Lengkey Rabu, (19/1)
Tak sampai di situ, Tonaas Lengkey mengungkapkan, BARMAS Sulut sebagai organisasi Adat yang memiliki misi untuk melestarikan ornamen adat dan budaya yang ada di tiga etnis budaya di sulawesi utara telah menghubungi pihak-pihak yang menampilkan budaya negara lain melalui ornamen berupa patung.
“Kami BARMAS Sulut berpegang teguh pada filosopi Dimana bumi di pijak di situlah langit di junjung maka seluruh stakeholder di sulawesi utara harus ikut berperan serta dalam pelestarian adat dan budaya tiga etnis budaya di sulaweai utara dan kami akan bertindak jika adat dan budaya di tiga etnis ini di susupi oleh budaya-budaya dari luar,” tegas Tonaas Lengkey.
Disamping itu, sekretaris BARMAS DPD Sulawesi utara Fernando FX. Melo, SE menambahkan, pihaknya sudah menyurat ke pihak-pihak yang menampilkan budaya luar alias bukan budaya di tiga etnis budaya di sulawesi utara.
“Sebagai langkah awal, BARMAS Sulut telah menyurat ke pimpinan manado town square atau mantos, sebab di sana terdapat 7 patung yang melambangkan budaya eropa, dan nantinya kami juga akan menyurat ke tempat-tempat lain, sehingga yang di tampilkan itu adalah asli budaya sulawesi utara,” terang Nando.
Dukungan atas langkah awal dari BARMAS Sulut tersebut juga di dukung oleh warga masyarakat yang ingin bersama-sama mengangkat budaya sulaweai utara.
“Saya sangat mendukung langkah BARMAS Sulut ini. Sebab kita harus memperkenalkan budaya kita mulai dari daerah kita terlebih dahulu. Jika perlu rubuhkan patung-patung yang melambangkan budaya lain di luar budaya orang sulawesi utara,” ujar Evan Taarae warga Nusa utara. (Erga)