Disparbud Minut Gelar FGD, Bahas Budaya Tonsea

WARTA SULUT, MINUT — Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara (Minut) melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) menggelar Forum Grup Discution(FGD) membahas Kebudayaan Tonsea.

Acara ini berlangsung di kantor Disparbud Minut, Jumat (24/11/23) menghadirkan nara sumber Budayawan Sulut, Ulayan, Pamong Budaya Ahli Muda Direktorat Jendral Kebudayaan Charlie Supit dan Penulis buku Raymond Paslah S.Sos MSi.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Pemkab Minut, Dra Femmy Pangkerego MPd ME mewakili bupati membuka acara ini.
Pangkerego notabene selaku Sekretaris penyusunan Pokok Pemikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) menjelaskan, PPKD mengacu pada Undang-Undang No 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

“PPKD sangat penting, memuat kondisi faktual dan permasalahan yang dihadapi daerah dalam upaya Pemajuan Kebudayaan Daerah serta usulan dan penyelesaiannya. Dokumen ini disusun oleh pemerintah daerah dengan melibatkan masyarakat pegiat budaya dan para ahli yang memiki kompetensi dan kredibilitas dalam pemajuan kebudayaan,” sebut
Pangkerego didampingi Kabid Kebudayaan, Mersi Sigarlaki.

Dijelaskan Pangkerego, sedikitnya ada 10 Objek Pemajuan Kebudayaan (OPB) terdiri dari Bahasa, Ritus, Seni, Manuskrip, Adat Istiadat, Tradisi lisan, Pengetahuan tradisional, Teknologi tradisional, Permainan rakyat dan Olahraga tradisional.

Menurutnya, PPKD meliputi, identifilasi objek pemajuan kebudayaan setempat, SDM kebudayaan, lembaga kebudayaan, dan pranata kebudayaan, sarana dan prasarana kebudayaan, potensi masalah pemajuan kebudayaan, analisa dan rekomendasi untuk pemajuan kebudayaan.

“Selain OPB, Minut juga kaya dengan beragam budaya terutama seni, permainan rakyat dan olahraga tradisional. Potensi budaya yang terekomendasi dalam FGD ini dituangkan dalam dokumen PPKD Minut yang nantinya akan di-SK-kan pak Bupati Joune Ganda. Kita bersyukur, dari kondisi tanpa dokumen, dan dalam waktu singkat bakal memiliki dokumen PPKD. Hal ini merupakan arahan dari Bupati Joune Ganda dan Ketua Penyusun PPKD yakni Pak Sekda Ir Novly Wowiling MSi,” beber Pangkerego.

Dalam FGD ini banyak hal terungkap dari para Narsum.
Sebut saja paparam para panelis ditanggapi antusias oleh para peserta yang terdiri dari para pegiat budaya, dan pimpinan-pimpinan sanggar serta pakar budaya Minut.

“Budaya itu tidak bisa kita lihat dari kacamata personal, budaya itu harus dilihat dengan kacamata budaya local sehingga pemahaman terhadap budaya setempat tidak simpang siur menurut pemahaman masing-masing,” urai Budayawan Sulut, Ulayan.

Salah satu pegiat musik Kolintang Desa Lembean, Steva Tuwaidan mengaku saat ini sekolah-sekolah di Minut masih banyak yang tidak memiliki alat musik tradisional Kolintang.

“Ada beberapa sekolah memiliki Kolintang, namun karena Kepala Sekolahnya tidak punya hoby Kolintang sehingga tidak berkembang. Halnya yang ada di Desa-Desa, karena tidak ada anggaran yang ditata untuk membayar pelatih, juga tidak bisa berkembang. Lainnya alat musik hanya disimpan di gudang kantor Desa lantaran Hukum Tuanya tidak konsern terhadap alat musik tradisional yang telah mendunia ini,” singgung Tuwaidan.

Sementara Kepala Seksi Pengembangan Kurikulum Dinas Pendidikan Minut, Cindy Supit S.Pd, mengusulkan agar permainan musik kolintang bisa dimasukan dalam kurikulum sekolah sehingga bisa dikembangkan.
“Di dinas kami tidak ada bidang mengembangkan budaya daerah, apalagi OPB yang terbilang hal baru bagi kalangan SD dan SMP. Solusinya bisa dimasukan dalam kurikulum bidang pengembangan minat dan bakat, dan dibiayai oleh Bantuan Operasional Sekolah(BOS).” usul Supit.

Dikesempatan yang sama, salah satu pegiat budaya Minut, Jean Waturandang S.Sos meminta perhatian pemerintah dalam hal pembinaan sanggar-sanggar budaya yang ada.
“Pemerintah harus turun tangan, sediakan anggaran dalam kaitan pembinaan bagi sanggar-sanggar yang ada. Sehingga budaya Tonsea, objek pemajuan kebudayaan bisa dikembangkan sesuai dengan karakter suatu wilayah,” sentil tante Min sapaan akrab Waturandang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *