Sumendap Bantah Lakukan Pungli

 

10Suasana-konferensi-pers-dengan-Kepala-SMK-N-1-AmurangAmurang, wartasulut.com- Kepala Sekolah (Kepsek) Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Amurang beberapa waktu lalu heboh dengan pungutan liar (Pungli) disaat akan dilaksanakannya Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Dibantah keras oleh Kepsek Dientje Sumendap dalam jumpa pers di ruangan guru jumat lalu.

Dalam jumpa pers tersebut dihadiri oleh ketua komite sekolah, Arke Suoth, Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dikpora, Fien Runtuwene dan dari Bagian Hukum Setdakab Minsel, Sumendap dalam kesempatan tersebut menegaskan dalam pelaksanaan try out UNBK tidak ada Pugli yang dilakukan pihak sekolah.

“Yang terjadi tidak seperti yang diberitakan beberapa media. Kita tidak pernah melakukan pungli,” tegas Sumendap.

Sumendap menjelaskan, sebelum dilakukan try out UNBK, Komite sekolah telah melakukan rapat dengan orang tua murid. Dimana dalam rapat tersebut dibahas banyak kebutuhan siswa kelas 12 yang akan mengikuti ujian harus dipenuhi. Sementara dalam pelaksanaan ujian kebutuhan tersebut tidak dianggarkan.

“Dalam rapat tersebut dengan orang tua siswa di keputuskan untuk mengumpulkan uang sebesar Rp.225 ribu untuk keperluan kebutuhan siswa saat UNBK. Tapi dengan catatan kepada orang tua siswa yang tidak mampu tidak dipaksakan,” ujarnya.

Dia kembali tegaskan dalam rapat tersebut tidak ada unsur paksaan malah yang terjadi orang tua muridlah yang berinisiatif mengusulkan untuk mengumpulkan uang.sedangkan untuk pengadaan head set dia juga mengatakan sebenarnya sudah disampaikan kepada orang tua agar mereka sendiri yang membelinya. Tapi oleh orang tua dipercayakan kepada sekolah yang membelinya.

“Waktu itu kebutuhan sangat mendesak, orang tua juga takut kalau anak mereka tidak ikut ujian makanya ada kesepakatan orang tua dan komite. Itu semua untuk dilakukan agar try out UNBK dapat berjalan. Tapi karena dana BOS sudah ada, kita pihak sekolah sudah mengembalikan uang tersebut, sedangkan untuk pembelian head set bukan milik sekolah, tapi ketika selesai dipakai, itu dikembalikan kepada anak-anak,”ungkapnya.

Sumendap berharap dengan adanya klarifikasi tidak ada lagi pemberitaan yang menyudutkannya, karena itu menurut dia akan berdampak pada pelaksanaan UNBK nantinya.

“Sebenarnya ini hanya miss komunikasi saja. Saya berharap hal ini jadi pelajaran dan kedepan masalah miss komunikasi seperti ini tidak akan terjadi lagi,” tukasnya. Charles WS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *