Ratahan, WartaSulut.com – Kegelisahan tengah dirasakan warga Kalait, bahkan belakangan tengah menuju titik kulminasi kemarahan publik. Semuanya tak lepas dari kinerja pemerintah provinsi yang dianggap melempem.
Ihwalnya, perbaikan kerusakan jalan utama penghubung Desa Kalait, Ranoako, Bunag, Banga, Suhuyon, Lowatag dan Tambelang tak kunjung jelas ujung pangkalnya.
Teranyar warga diberikan opsi untuk menggelar demo besar ke Kantor DPRD provinsi yang selanjutnya ke tingkat gubenur.
“Ayo Kalait bangkit. Kita demo ke DPR prop (Provinsi) lanjut ke Pak Gubernur. Yang setuju silahkan komen. Nanti saya yang pimpin asal semua sepakat,” tulis akun facebook Crets Benda, Jumat (14/6/2019).
Bahkan dituliskan Benda, demo bakal digelar tiga hari tanpa meninggalkan lokasi demo. Asalkan, tulis Benda, semua setuju. Mulai dari pemerintah desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat.
“Kalau hanya ribut-ribut di medsos tidak ada guna. Mending kita demo tiga hari, ” ajak Benda.
Kemarahan warga juga tertumbuk melalui pernyataan Jhonson Lendo, warga Kalait. Menurut Lendo, apabila kerusakan jalan tidak secepatnya diperbaiki, barang tentu akan menjadi preseden buruk bagi pemerintah provinsi yang notabene bertanggungjawab terhadap jalan tersebut.
“Pilgub Sulut 2020? Aku yang pernah berjuang. Jalan Kalait Lobu tidak selesai, selamat tinggal petahana. Pasti,” tegas Lendo dalam tulisannya.
Sas-sus mengenai demo besar-besaran pun nyatanya tidak digubris Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulut Steve Kepel. Karena menurut Kepel, perbaikan jalan yang dimaksud sudah dinggarkan.
“Akan ditangani tahun ini. Kontrak pekerjaanya sudah ditandatangani,” ungkap Kepel.
Sayangnya, Kepel belum memastikan dengan tepat waktu pekaksanaan pengerjaan Jalan Kalait.
“Yang pasti akan dipasang papan proyek pada lokasi pekerjaan, ” pungkas Kepel.
(Rul)